Rabu, 09 Februari 2011

nafkah


Luhur ing budi
Trengginas ing gawe
Handayani sesami

tiba-tiba teringat ada yang pernah berkata, "kalau cicak yang hanya bisa merayap saja bisa tetap mendapatkan nyamuk yang punya sayap untuk terbang sebagai makanannya". hmm...apalagi manusia. manusia bahkan bisa jungkir balik salto dimana saja. ya, masing-masing mahluk yang hidup memang sudah ada rezeki yang menyertainya. tapi karena saya manusia, bukan cicak, pasti saya ingin lebih. keinginan yang bermacam macam malah bisa jadi celaka. mungkin itu yang terjadi ketika ada seorang hakim (sumpah, hakim ini manusia bukan cicak) kebelet untuk pergi ke tanah suci. tentu dia dengan ikhlas menerima "rezeki" tambahan dari orang yang menyuapnya. wah saya tidak habis pikir waktu dia berdoa disana menghadap Boss besar Illahi.
lalu bagaimana kalau saya sudah berkeringat jungkir balik bekerja namun merasa tidak cukup. yang saya lihat sih untuk perkara uang, hukum gossen 1 tidak berlaku. tidak bisa saya bayangkan kalau saya jadi seperti saudara-saudara setanah air saya yang masuk rumah sakit karena makan singkong yang sangat banyak hasil kreasinya supaya tidak bosan. mulai dari singkong goreng sampai dibikin tiwul. mereka keracunan asam sianida. ya Rahman, angkatlah derajat mereka karena tetap sabar makan singkong dan teman-temannya.
pada suatu ketika, saya menilai kalau rezeki itu harus dilandasi rasa syukur. yup...syukur menjadi batasan. semoga saya bisa jadi manusia yang punya rasa syukur. 


Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"   
(QS. Ibrahim, 14 : 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar