Kamis, 17 Februari 2011

Air Terjun


Saya berasal dari titik kecil. Anggap saja saya berasal dari tetesan air di Gunung Semeru yang sangat bening. Dahulu saya bayi, kosong dan murni. Lalu saya menjelma menjadi sekumpulan tetesan yang makin lama menjadi besar. Mengalir mengikuti kelak kelok aliran sungai-sungai. 
Saya tidak lagi murni. Air sungai tersebut telah berisi kotoran kotoran yang ada di pinggiran sungai. Saya telah menjadi deras mengikuti alur sungai menuju air terjun, deras dan terkadang sulit terkendali. Ya, saya menjadi deras.
Alur sungai adalah takdir saya. Tentu saya mengikuti alur tersebut. Ya, saya mengalir. 

Akan ada keindahan dan kesejukan yang dibawakan air terjun tadi. Suara jernih bergericik penuh irama, ketika hidup sudah mengalir dengan apa saja yang mungkin terjadi. 

Dalam aliran sungai ini, tentu saja tidak selamanya air mengikuti. Bahkan terkadang air tersebut akan memilih menuju aliran mana selanjutnya ia akan mengalir ketika ada persimpangan. Saya melihat kekuatan dan kelenturanlah yang membuat air bisa melewati setiap rintangan. 
Selanjutnya air sungai itu akan menuju laut berwarna biru tua. laut  itu mungkin pendefinisian saya akan alam yang lain setelah saya hidup, penuh misteri dan tanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar