Sabtu, 12 November 2011

Panen Raya


bapak tua berpeluh menyeruput kopi pahit
 sepahit nasib, sehitam kulit
menunggu menuai setelah setengah mati
dalam ritual sederhana bertani
menanti musim panen kelam
bapak tua merenung dalam


 wereng dan belalang menari

bapak tua pulang,
melihat anaknya menggambar mimpi
diawal bulan Juni
ditumpukan baju seragam kusut yang cuma dua
bulat mata anaknya memang pelipur lara

besok panen raya datang
tampaknya tidak riang
karena malam ini ada tamu
seorang tengkulak coba merayu


Tak akan ada lesung bertalu

siapa mau jadi petani?
tanpanya tak ada nasi
cemas was-was selalu mendatangi


lantas siapa pelanjut tradisi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar