bapak tua berpeluh menyeruput kopi pahit
sepahit nasib, sehitam kulit
sepahit nasib, sehitam kulit
menunggu menuai setelah setengah mati
dalam ritual sederhana bertani
menanti musim panen kelam
menanti musim panen kelam
bapak tua merenung dalam
wereng dan belalang menari
wereng dan belalang menari
bapak tua pulang,
melihat anaknya menggambar mimpi
diawal bulan Juni
diawal bulan Juni
ditumpukan baju seragam kusut yang cuma dua
bulat mata anaknya memang pelipur lara
besok panen raya datang
tampaknya tidak riang
karena malam ini ada tamu
seorang tengkulak coba merayu
Tak akan ada lesung bertalu
Tak akan ada lesung bertalu
siapa mau jadi petani?
tanpanya tak ada nasi
tanpanya tak ada nasi
cemas was-was selalu mendatangi
lantas siapa pelanjut tradisi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar