tak perlu marah-marah
menyelam air mata
istirahatlah mari sejenak bersandar
tak akan habis soal-soal kenyataan
masalah lalu pergi datang yang baru
timbul tenggelam
lantas kenapa masih saja marah-marah?
marah kepada tong sampah jelas tak berguna
mengeluh pada bulan sudah pasti mengganggu
kenapa kita tidak mulai duduk berlingkar
atau saling berhadapan
bersila berkumpul
bola-bola mata kita seharusnya saling memandang hormat
mari ciptakan
untuk tak ada lagi batasan
waktu
ruang
tak ada batasan langit dalam pikiran
rasa dan akal saya meyakini
sapa merah matahari, tiup awan awan kapas
alam nyanyikan merdu Mahakuasa
terima saja tanpa marah-marah
agar tak lekas jiwa kita beku
mari berteduh berkontemplasi
dalam ruang pikir hampa
sebentar menutup mata
khusyuk berzikir
kita bukan siapa-siapa
telanjangi hati
matikan dulu ambisi
berkumpulah kita bersila
meracau kita tentang Tuhan
mari bicara hidup
mari bicara ketidaksesuaian
mari bicara terang bintang atau gelap malam
berbicara gemericik air dan dingin angin menggigit
lalu mari kita bicara cinta
ya, tentang cinta
...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar