Rabu, 08 Februari 2012

Morning Blue



 Adalah benar bahwa langit dan bumi itu semuanya 
memuji kepada Allah. 
kesucian yang hakiki atau nyata, maka sungguh Dia yang maha suci, Al-Quddus.
 Milik-Nya seluruh alam, yang dilangit dan bumi, semua adalah hamba dan sangat berhajat kepada-Nya. 
Tuhan semesta alam
 

Senin, 06 Februari 2012

Selamat Datang Di Kampus Perjuangan

 
“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, 
dapat iba hati, dapat merasai kedukaan” (Soe Hok Gie)

Kisah ini tentang Jalal yang tunaikan nazarnya mengontel dari Pati sampai ke Depok, karena diterima Universitas Indonesia pada tahun 2011. Jalal yang lolos SNMPTN tulis beberapa waktu lalu ini, diterima Fakultas Ilmu Budaya, program studi sejarah. Ia mengaku awalnya tidak yakin akan diterima Universitas Indonesia, terlebih sebelumnya ia tidak lolos SNMPTN undangan. Karena janji telah terucap, sehingga ia pun bertekad mengayuh sepedanya sampai ke Depok.

“Saya pilih Universitas Indonesia karena disana banyak tersedia beasiswa, orang tua saya hanya seorang wiraswata yang penghasilannya tidak seberapa. Saya sebagai anak pertama, sudah semestinya mikul duwur menndhem jero orang tua saya,”

Dalam kehidupan ini banyak pihak yang tidak memperhatikan kaum jalanan, dengan sepeda kita bisa lebih dekat dengan lingkungan,” lanjut Jalal .

Pit Ontel yang sudah disulap oleh rekan dan gurunya telah dilengkapi sebuah box tertutup untuk tempat perlengkapan ibadah, beberapa potong baju dan makanan tak lupa juga dilengkapi kompo dan ban serep.

yah, selamat datang Jalal dikampus perjuangan, sebuah papan slogan usang yang sudah kehilangan arti. Bahkan sebelum masuk pun saya yakin orang-orang yang akan masuk UI pun sudah berjuang. UI bukan kotak mimpi. akhir-akhir ini banyak yang meributkan prestasi UI. namun lupa, akan kewajibannya. saya yakin dokter-dokter itu, jurist-jurist dll, dulu, kuliah demi membangun bangsanya. mereka tahu hampir 90 persen bangsanya buta huruf, kesehatannya buruk, lapar diatas tanah yang subur dan hukum yang berpihak pada keadilan lama terpenjara kolonialisme. itulah riwayat kampus yang sekarang saya nikmati. kebanyakan dari kita setelah lulus lupa diri, jalan dengan kebanggaan semu melahap tanpa peduli. lupa atau tidak peduli memang beda. tapi sama-sama tidak berguna. jangan lupa kalau hutang sosial yang perlu dibayar masih ada. suatu kewajaran jika kita berteriak mahalnya ongkos pendidikan, namun ada kewajiban kita membagi ilmu yang sudah didapat. percayalah gelar sarjana kita tentu tidak ada arti apa-apa.
lulusan kampus kuning yang baru saja berulang tahun ini tentu sudah jauh dari cita-cita. pembangunan fisik masal, sarang kader partai politik dan kepentingan tertentu, sarana hingar bingar dan banyak lagi. 
percayalah kawan, disana listrik belum ada. percayalah kawan, gedung sekolah itu tak beda dengan kandang ternak, lantainya merah tumbuh rumput, percayalah mereka meniti tali sebagai jembatan yang dibawahnya mengalir sungai berarus deras. tentu anak-anak itu bukan balerina atau tukang sirkus. percayalah kalau jalan itu tidak semua ada. percayalah kawan banyak sekali ketimpangan itu. berikanlah penyadaran, berikanlah ilmu yang sudah diajarkan. setidaknya sedikit saja. sedikit tentu jauh lebih baik dibanding tidak ada.
tidak ada negeri yang sempurna. kalau hanya berceloteh ria, burung beo pun mudah melakukannya. 

semoga bisa jadi pengingat syukur.